Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan

Jumat, Oktober 18

saya senang melihatnya.

'jangan besok, saya harus menemani anak saya belajar', jawab seorang teman ketika saya mengajaknya pergi memancing.

dia adalah teman kerja saya. pertama saya tahu, dia senang nongkrong hingga larut malam, minum-minum di akhir pekan meski tidak pernah berbuat kriminal. pendeknya, dia tidak pernah betah beada dalam rumah. mungkin kalau tidak ingat anaknya, dia sudah sejak lama pergi.

awalnya saya lupa, mengapa kami bisa menjadi akrab. ah ya, saya ingat, waktu itu dia terlibat cinta segitiga. dan entah apa yang menarik dari saya, segala keluh kesah dia ceritakan dan meminta saya memberi pertimbangan.

syukurlah, meski butuh waktu lama, dia kemudian tersadar dan memilih kembali pada keluarganya. kebiasaan jeleknya pun sedikit demi sedikit berkurang hingga akhirnya sama sekali hilang. malah, dia telah berhenti merokok sedang saya masih belum bisa.

memancing adalah hobi barunya. kebetulan sama dengan saya.

maka ketika ada lomba menacing di akhir pekan, saya berniat mengajaknya dan meski dia menolak, saya tidak berani memaksa.

sebab saya pernah mengatakan kepadanya, 'mungkin bagi istrimu, kamu bukan suami yang baik. mungkin bagi mertuamu, kamu bukan mantu yang baik. mungkin bagi masyarakat, kamu hanya sampah saja. tapi usahakan, untuk anakmu, kamu adalah ayah yang paling baik sedunia'.

saya senang melihat dia telah benar-benar berubah menjadi lebih baik.

Kamis, Oktober 17

semoga tidak cepat bosan

beberapa bulan yang lalu, saya rajin sekali membersihkan sepeda motor. sesudahnya, menyemprotan cairan pengilap dan mengelapnya sehingga sepeda motor saya selalu nampak bersih bersinar.

saya lupa kapan kebiasaan itu berakhir. sekarang saya jarang sekali mengelap sepeda motor saya.

* * *

setelah lebaran idul fitri, saya merasa berat badan saya meningkat dengan tajam. barangkali kalau ditimbang hampir mencapai angka seratus.

untunglah, tidak lama kemudian seorang teman memberitahu saya tentang cara menurunkan berat badan yang berhasil dia coba. saya tertarik mengikutinya. setiap pagi, saya berlari mengitari kampung untuk mencari keringat. saya menempelkan gambar gerakan senam di dinding.  selesai berlari, saya lanjutkan dengan gerak badan sederhana.

lumayan, setelah kurang lebih satu bulan, saya merasa telah berhasil mengurangi berat badan. terbukti celana saya sekarang kedodoran, bahkan ikat pinggang pun harus saya beri dua buah lubang baru agar tetap kencang.


mudah-mudahan, tidak seperti kebiasaan saya yang sudah-sudah. untuk urusan kesehatan ini, saya tidak cepat merasa bosan.

Rabu, Oktober 9

tak perlu sempurna

'kami putus', begitu ucapnya mengawali perbincangan. lalu dia bercerita panjang lebar. tentang hubungan yang sebenarnya sudah berjalan lama, bertahun-tahun dibina akhirnya kandas begitu saja.

saya menyimak curahan hatinya.

'padahal tadinya aku rasa dia sudah cukup sempurna, sama-sama suka memotret, sama-sama menulis, sama-sama senang berjalan-jalan', begitu menurutnya.

'saya takut, kelak tak lagi bisa mendapatkan seseorang yang sempurna', gumamnya.

* * *
saya termenung. kebanyakan orang, termasuk juga saya, pasti mencari seseorang yang sempurna untuk dijadikan pasangan hidupnya.

apalagi ketika saya masih berusia remaja hingga menginjak kepala tiga.

Selasa, Oktober 8

saya lupa menanyakan namanya

hari masih pagi ketika saya memasuki kota padi.

bila saya datang satu atau dua bulan lalu, barangkali saya langsung mencari warung kopi, melepas penat setelah semalaman tidur di atas kendaraan umum sembari menyantap goreng pisang atau sejenisnya.

tapi belakangan ini saya menghindari segala jenis makanan di pagi hari. juga karena alasan tertentu, pun mengurangi kandungan gula dalam minuman.

jadi kebiasaan baru saya adalah mencari warung dan memesan teh tawar hangat. itu saja, tanpa makanan pendamping apalagi sepiring nasih sebagai sarapan. tentu saja setelah sebelumnya membersihkan diri di pom bensin atau masjid terdekat.

maka sepagi itu saya masuk ke sebuah warung makan, memesan segelas teh tawar hangat dan menunggu pagi menghilang.

kebanyakan warung yang sudah saya kunjungi, mematok harga seribu hingga dua ribu rupiah untuk segelas teh tawar hangat.

ketika pagi benar-benar sudah hilang, dan saya yakin pintu kantor tujuan saya telah dibuka, saya permisi dan mengulungkan selembar uang sepuluhribuan.

'sudah pak, teh tawar dua', begitu kata saya.

Sabtu, Oktober 5

bungkusan sandal yang tertinggal.

selesai membeli sepasang sandal, saya menuju ke setasiun, membeli tiket lalu mencari duduk dan menunggu kereta sembari membaca koran dari telepon genggam.

* * *

sudah hampir sebulan saya menjalani rutinitas ini. berangkat pagi sekali dari rumah menuju setasiun. menunggu kereta jurusan jogjakarta yang berangkat pertama kali. duduk, kadang tertidur di dalam kereta selama kurang lebih satu jam hingga sampai di setasiun tugu.

sesampainya di tugu, hari masih pagi sehingga saya tak perlu buru-buru menuju kantor yang terletak di ujung jalan setelah keluar dari setasiun. seringnya saya memilih berjalan kaki. syukur, saya belum pernah terlambat sekali pun.

terbiasa berjalan kaki menyusur jalan, membuat saya hafal dengan apa dan siapa yang seperti biasa akan saya temui nanti.

Rabu, Oktober 2

rumput yang lebih hijau

barangkali menjadi sangat manusiawi ketika kita merasa bahwa apa yang kita miliki tidaklah sebanyak atau sebagus milik orang lain.

saya sendiri sering mengalaminya, apalagi ketika bertemu kawan lama. seperti kemarin misalnya, saya melihat bekas teman kantor yang kembali datang ke tempat kerja saya bukan sebagai karyawan seperti dulu tetapi sebagai tamu.

penampakannya sekarang lebih putih sedang saya semakin hitam. wajahnya juga semakin cerah, lain dengan saya yang semakin hari semakin kusut. bajunya bagus, jauh lebih bagus dari seragam saya yang sudah mulai kumal.

begitulah, melihatnya sekilas membuat saya membaca dia telah memiliki keadaan yang lebih baik dibanding saya. sebab rumput tetangga terlihat lebih hijau bukan?

Kamis, September 26

roda memang berputar

iya, sebab bentuknya yang bulat membuat semua bagiannya bergantian menyentuh jalan. bagian yang sekarang di bawah, cepat atau lambat pasti bertukar tempat. menjadi di sebelah kanan, lalu ke atas, turun ke kiri dan mungkin kembali lagi ke bawah.

ah, saya salah. roda bukanlah bulat. tapi bundar. bentuk geometri yang tidak bersudut sehingga memungkinkan beban tersebar merata ke semua titik pada garis melingkar itu.

hidup itu seperti roda, begitu kata ungkapan yang akrab di telinga saya.

maka berjuta pasang nama rasa dan keadaan yang saling berlawanan seperti sedih-gembira, duka-bahagia, patah hati-cinta, sehat-sakit, lemas-kuat, tawa-tangis dan lain sebagainya adalah titik-titik yang tidak putus saling sambung membentuk lengkung sebagai tepi sisi, bersatu dan melingkar dalam roda kehidupan saya.