Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, Oktober 5

bungkusan sandal yang tertinggal.

selesai membeli sepasang sandal, saya menuju ke setasiun, membeli tiket lalu mencari duduk dan menunggu kereta sembari membaca koran dari telepon genggam.

* * *

sudah hampir sebulan saya menjalani rutinitas ini. berangkat pagi sekali dari rumah menuju setasiun. menunggu kereta jurusan jogjakarta yang berangkat pertama kali. duduk, kadang tertidur di dalam kereta selama kurang lebih satu jam hingga sampai di setasiun tugu.

sesampainya di tugu, hari masih pagi sehingga saya tak perlu buru-buru menuju kantor yang terletak di ujung jalan setelah keluar dari setasiun. seringnya saya memilih berjalan kaki. syukur, saya belum pernah terlambat sekali pun.

terbiasa berjalan kaki menyusur jalan, membuat saya hafal dengan apa dan siapa yang seperti biasa akan saya temui nanti.

Jumat, September 27

seiring pudarnya benci

saya pernah membenci dia, seorang karib ketika sekolah di perantauan dulu.

kebencian itu akhirnya membuat saya lupa, bahwa kami pernah dekat, sebagai sahabat. saya tidak lagi pernah mengingat-ingat sebuah masa dimana ada dia juga berarti ada saya di sampingnya. saya lupa bagaimana dulu kami berangkat pulang selalu bersama. menghabiskan malam menyusur kota, sekadar makan atau melepas penat saja.

saya lupa, kami pernah seperti saudara. sebab kami sama-sama jauh dari keluarga. begitulah, kebencian akhirnya membuat saya menjauh. kami akhirnya terpisah. saya atau dia tidak lagi pernah bertemu.

hingga akhirnya limabelas tahun pun berlalu.