Jumat, Oktober 4

seperti dimanfaatkan

pernah bepergian ke luar kota kan? pasti pernah. entah yang memakai kendaraan sendiri atau menumpang kendaraan umum. karena keperluan yang menyenangkan seperti pergi tamasya, mengunjungi pesta pernikahan sanak saudara atau berlibur ke rumah nenek, mudik.

selama bepergian, pasti setidaknya pernah berhenti, singgah di pom bensin atau memang sengaja berhenti di warung makan.

semisal kepergian itu sudah direncanakan jauh-jauh hari apalagi karena keperluan yang menyenangkan, sudah tentu ada dana yang telah disiapkan termasuk keperluan makan dan jajan.

sudah menjadi biasa bahwa harga makanan/minuman di tempat persinggahan pastilah tidak seperti biasa. lebih mahal dari harga warung sebelah rumah.

menjadi masalah bagi saya yang kemarin diharuskan pergi ke luar kota dengan mendadak. sehingga susah mencari tiket kereta sehingga sarana yang tersedia hanyalah bisa malam saja.

bukan kali pertama memang, sehingga saya tahu, untuk tiba di tujuan, dibutuhkan waktu kurang lebih dua belas jam perjalanan, dengan dua kali singgah di tempat peristirahatan. kebetulan, saya kebagian kelas yang biasa sehingga urusan makan menjadi tanggungan saya sendiri.

dan seperti sudah saya duga, saya harus membayar tiga kali lipat untuk menu makan seperti di warung dekat rumah dengan tingkat kenikmatan yang setengahnya pun tidak ada. minuman bersoda yang jelas-jelas tertulis harga tiga ribu pun mengalami perubahan harga menjadi delapan ribu.

saya tidak bisa membayangkan berapa banyak keuntungan yang diraup pengelola tempat persinggahan dengan cara berjualan mereka.

saya cuma tidak suka seperti dimanfaatkan.

maka lain kali, bawa saja makanan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar